Rabu, 11 Maret 2009

EKONOMI ISLAM

BAB I
Pendahuluan

Berdagang pada dasarnya merupakan salah satu pekerjaan yang sangat mulia, bahkan Nabi SAW dan sebagian sahabat beliau adalah para pedagang professional. Namun disisi lain Rasulullah SAW juga memperingatkan kita semua, bahwa tempat terburuk yang di benci Allah adalah pasar.
Tentu bukanlah pasarnya yang salah, namun penghuninya, penjual dan pembelinya. Berapa banyak pedagang yang sibuk dengan dagangannya sehingga meninggalkan sholat dan dzikrullah, berapa banyak kecurangan, penipuan, riba dan berbagai kejahatan terjadi di pasar. Dan tentunya masih banyak lagi pola dan system pasar yang bertabrakan dengan syari’at dipraktekkan disana, yang penting dapat uang bagaimanapun caranya. Dalam tulisan ini, kami akan ketengahkan beberapa kiat menjadi seorang pedagang muslim sejati, yang senatiasa memperhatikan norma dn hukum dalam berdagang. Semoga bermanfaat, bukan untuk mereka yang menggeluti dunia dagang saja, namun untuk kaum muslimin semua. Amin…

Bab II
Pembahasan

Kiat muslim dalam berdagang:

Jujur
Nabi SAW telah bersabda yang artinya, “Pedagang yang jujur dan terpercaya bersama para nabi, siddiqin dan syuhada.” (H.R. At-tirmidzi, beliau mengatakan, “Hadits Hasan”)
Didalam hadits lain juga disebutkan, yang artinya: “Dua orang yang berjual beli memiliki khiyar (hak pillih) sebelum keduanya berpisah, jika mereka berdua jujur, maka jual belinya mendapat berkah. Dan jika keduanya menyembunyikan cacat serta berdusta, maka hilanglah keberkahannya.”(Muttafaqun Alaih)


Toleran dan mempermudah urusan
Rasulullah SAW bersabda,”semoga Allah merahmati seorang hamba yang toleran apabila menjual, toleran jika membeli dan toleran dalam tuntutan.”(H.R. Al bukhari)

Jangan curang dalam takaran dan timbangan
Sebagaimana diperingatkan oleh Allah SWT dalam firmannya:

ويل للمطففين . الذين إذا اكتالوا على الناس يستوفون . وإذا كالوهم أووزنوهم يخسرون .

Artinya:
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain meraka meminta dipenuhi. Dan apabila meraka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.
(Q.S. Al Muthaffifin: 1-3)
Ibnu Abbas meriwayatkan, “ Bahwa tatkala Nabi SAW tiba di Mdinah, ternyata banyak penduduknya yang curang didalam takaran. Kemudian Allah menurunkan surat Al Muthaffifin, maka akhirnya mereka membaguskan takaran setelah turun ayat itu.” (H.R. Ibnu Majjah dan Ibnu Hibban, dihasankan Al Albani)

Tidak menimbun barang
Trik seperti ini sering dilakukan oleh para pedgang, apalagi pedagang dimasa kini yang rata-rata tidak tahu hukum dan aturan. Dengan menimbun barang dagangan, mereka ingin agar harga menjadi tinggi karena jika permintaan banyak sedangkan barang yang beredar sedikit, maka harga dapat dimainkan sekehendak penjual. Ini adalah model perdagangan yang licik, dan Nabi SAW telah bersabda, “Barang siapa yang menimbun barang, maka dia telah berdosa.” (H.R. Muslim)

Jangan bersumpah palsu
Nabi SAW telah memperingatkan kita adri hal ini mellui sabdanya, artinya,” Sumpah yang buruk (dusta) melenyapkan barang perdagangan dan menghalangi berkah penghasilan.” (Muttafaq Alaih)

Jauhi Riba
Sebagaimana telah diperingatkan oleh Allah melalui firman-Nya:

ياأيها لذين امنوااتقواالله وذروا ما بقي من الربا إن كنتم مؤمنين. فإن لم تفعلوا فأذنوا بحرب من الله ورسوله وإن تبتم فلكم رؤوسكم أموالكم لا تظلمون ولا تظلمون.

Artinya:
“ Hai orang-orng yang beriman, bertaqwalah kepada Allh dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya.
(Q.S. Al-Baqarah: 278-279)
Peringatan untuk kita
Rasulullah SAW bersabda: Kepada Ka’ab bin ‘Ujrah, artinya:”Wahai Ka’ab bin Ujrah !Sesungguhnya tidak akan masuk Syurga daging yang tumbuh dari barang yang haram(suht).”




Dalam ajaran Islam, ada beberapa sifat atau karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha, yaitu:

Sifat Taqwa, Tawakkal, Dzikir dan syukur
Sifat-sifat di atas harus benar-benar dilaksanakan dalam kehidupan (praktek bisnis) sehari-hari.Ada jaminan dari Allah bahwa “ Barang siapa yang taqwa kepada Allah, maka Allah akan mengadakan baginya jalan keluar, dan Allah memberinya rizqi dari arah yang tidak disangka-sangka. Tawakkal ialah suatu sifat penyerahan diri kepada Allah secara aktif, tidak mudah menyerah. Berzikir artinya selalu menyebut asma Allah dalam hati dengan merendahkan diri dan rasa takut serta tidak mengeraskan suara dalam segala keadaan. Selalu ingat Allah membuat hati menjadi tenang, segla usha dapat dilakukan dengan kepala dingin dan lancar. Selain itu rasa syukur juga akan membuat hati menjadi tenang, ungkapan rasa syukur ini dapt dilkukan baik secara diam-diam dalam hati maupun diucapkn dengan lisan atau dalam bentuk perbuatan.

Jujur
Dalam suatu hadist dinyatakan : Kejujuran itu akan membawa ketenangan dan ketidakjujuran akan menimbulkan keragu-raguan (HR Tirmidzi )
Jujur dalam segal kegiatan bisnis, menimbang, mengukur, membagi, berjanji, membayar hutang, jujur dalam berhubungan dengan orang lain akan membuat ketenangan lahir dan batin.

Niat Suci dan Ibadah
Bagi seorang Muslim, melakukan bisnis adalah dalam rangka ibadah kepada Allah. Demikian pula hasil yang diperoleh dalam bisnis akan dipergunakan kembali di jalan Allah.

Adzan dan Bangun Lebih Pagi
Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada umatnya, agar mulai bekerja sejak pagi hari, selesai shalat Shubuh janganlah kamu tidur, bergeraklah, carilah rizqi dari Tuhanmu. Para malaikat akan turun dan membagi rizqi sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.

Toleransi
Toleransi, tenggang rasa, tepo seliro, harus dianut oleh orang-orang yang bergerak dalam bidang bisnis. Dengan demikian, tampak orang bisnis itu supel, mudah bergaul, komunikatif, praktis, tidak banyak teori, fleksibel, pandai melihat situasi dan kondisi, toleransi terhadap langganan dan tidak kaku.

Berzakat dan Berinfak
Mengeluarkan zakat dan infak harus menjadi budaya muslim yang bergerak dalam bidang bisnis. Harta yng dikelola dalam bidang bisnis, laba yang diperoleh harus disisihkan sebagian untuk membantu anggota masyarakat yang membutuhkan.


Silaturrahmi
Orang bisnis seringkali melakukan silaturrahmi dengan patner bisnisnya atupun dengan langganannya. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam bahwa seorang Islam harus selalu mempererat silaturrhmi satu sama lain. Manfaat silaturrahmi ini di samping mempererat ikatan persaudaraan, juga seringkali membuka peluang-peluang bisnis yang baru.[1]

Mencapai puncak karir dalam wirausaha:

Menurut Murphy and Peck
- Mau kerja keras ( capacity for hard work )
- Bekerjasama dengan orang lain (getting things done with and through people)
- Penampilan yang baik ( good appearance )
- Yakin (self confidence)
- Pandai membuat keputusan (making sound decision )
- Mau menambah ilmu pengetahuan (college education)
- Ambisi untuk maju( ambition drive)
- Pandai berkomunikasi ( ability to communicate)

Menurut Imam Al Ghazali
- Tidak mengambil laba lebih banyak
- Membayar harga agak lebih mahal kepada pedagang miskin adalah lebih baik daripada sedekah biasa.
- Memurahkan harga atau potongan harga kepada pembeli yang miskin.
- Bila membayar hutang dipercepat dari wktu yang ditentukan
- Membatalkan jual beli jika pihak pembeli menginginkannya
- Bila menjual bahan pangan kepada orang miskin secara cicilan, maka jangan ditagih bila orang itu tidak mampu membayarnya.[2]

Etika Berwirausaha

“ Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbut dosa dan pelanggaran. Dan bertqwlah kamu kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah amat berat siksanya.” (Q.S. Al Maidah)

Rasulullah SW bersabda: “ sesungguhnya Allah SWT suka kepada hamba yang berkarya dan terampil, barang siapa bersusah payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka dia serupa dengan seorang mujahid fi sabilillah.” (H.R. Imam Ahmad)

Rasul adalah seorang entrepreuneship atau wirausahawan. Mulai usia 8 tahun 2 bulan sudah mulai menggembalakan kambing. Pada usia 12 tahun berdagang sebagai kafilah ke negeri Syiria dan pada usia 25 tahun Rasul menikahi Khadijah dengan mahar 20 ekor unta muda. Ini menunjukkan bahwa Rasul merupakan seorang wirausahawan yang sukses.
Jiwa wirausaha harus benar-benar ditanamkan dari kecil, karena kalau tidak maka potensi apapun tidak bisa dibuat menjadi bermanfaat. Tidak ada kegagalan dalam berusaha, yang gagal yaitu yang tidak pernah mencoba berusaha.
Gagal merupakan informasi menuju sukses, keuntungan bukn hanya untung untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Kredibilitas diri kita adalah modal utama dalam berwirausaha, dengan menahan diri untuk menikmati kebahagian orang lain sebagai keberuntungan kita. Jual beli bukan hanya transaksi uang dan barang, tapi jual beli harus dijadikan amal sholeh yaitu dengan niat dan cara yang benar.
Uang yang tidak barokah tidak akan dapat memberi keetenangan, walau sebanyak apapun akan tetap kekurangan dan akan membuat kita hina, berjualan dengan akhlak yang mulia, pembeli tidak hanya mendapat fasilitas dan tidak hanya mendapatkan barang tapi juga melihat kemuliaan akhlak serang penjual. [3]

Membangun Mental Wirausahawan Muslim
Setiap calon wirausahawan menginginkan dan mencita-citakan dirinya sebagai seorang wirausahawan muslim yang sukses lahir batin dunia dan akhirat. Agar menjadi seoang wirausahawan muslim yang sukses maka salah satu yang harus di bangun adalah mental wirausahawan tersebut.
Wirausahawan yang sukses selalu berpikir positif
Berikut adalah cara efektif untukk meningkatkan kemampuan berpikir positif
· Bertindak, berbicara dan berpikirlah seperti orang yang sangat anda kagumi
· Tanamkan selalu pikiran-pikiran positif dan sukses dalam pikiran anda
· Pancarkan sikapmu yang positif dan percaya diri
· Perlakukan orang lain sebagai orang yang paling penting, dibutuhkan dan dihargai (karena kita mendapatkan dri apa yang kita berikan)
· Sabar dengan kesulitan dan hinaan orang lain
· Jadilah orang yang dermawan



Wirausahaawan yang sukses pandai mengatasi kegagalan
90% orang yang merasa gagal sebetulnya belum tentu gagal, hanya saja mereka cepat menyerah. Strategi mengatasi kegagalan:
· Evaluasi penyebabnya dan jangan terperosok ke lubang yang sama
· Bertanya kepada orang yang telah berhasil keluar dari kegagalan dan sukses
· Baca biografi orang-orang besar dan tulis sifat kebiasaan mereka

Wirausahawan yang sukses memilih visi
Visi adalah kemampuan melihat sesuatu yang sebenarnya belum tampak nyata. Untuk masalah visi dibutuhkan kepekaan mental dan kekuatan daya imajinasi.
Strategi menyusun visi:
· Sempatkan untuk bertafakur
· Apa kelebihan atau bakat yang telah Allah berikan kepada kita?
· Apa keinginan dan harapan-harapan kita?
· Apa keunikan yang kita miliki?
· Kebutuhan-kebutuhan apa saja yang kita harapkan dapat terpenuhi?

Landasan Moral Wirausahawan Muslim
Landasan moral kerja seorang wirausahawan ini akan menjadi dasar yang kokoh dan diharpkan dapat menjamin bahwa seorang wirausahawan akan memandang kerjanya sebagai amal atau ibadah dan kewajiban yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT.
Ada empat landasan yang harus dimiliki seorang wirausahawan muslim yaitu:
· Merasa terpantau
Menyadari sesungguhnya bahwa segala yang kita kerjakan terekam dan terlihat oleh Allah SWT


· Jujur
Kesucian nurani yang memberikan jaminan spiritual terhadap kebenaran berbuat, ketepatan bekerja, bisa dipercaya, dan tidak mau berbuat dusta.
· Amanah
Seseorang memberi amanah/kepercayaan kepada orang lain, karena orang dipandang jujur. Penerima amanah sebenarnya telah memiliki landasan moral yang teramat mulia, yaitu dipercaya orang karena kejujurannya.
· Taqwa
Melaksanakan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua yang dilarang-Nya.

Karakteristik Wirausahawan Muslim[4]:
1. Niat Lillahi Ta’ala (karena Allah SWT semata)
Bisnis atau usaha akan sangat menguras waktu, tenaga dan pikiran, sehingga jika tidak dilandasi oleh niat yang benar tentu akan sia-sia dan akan mudah rontok di tengah jalan.

2. Kreatif dan inovatif
Kreatif maksudnya, mampu menciptakan sesuatu yang baru, yang dapat dilaksanakan dan diminati oleh banyak orang atau diterima sebagai sesuatu yang bermanfaat.

3. Percaya diri, tegar dan ulet
Wirausahawan yang berhasil pada umumnya memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tegar dan ulet.tidak mudah putus asa, bahkan mungkin tidak pernah putus asa.

4. Pekerja keras dan cerdas
Waktu kerja bagi wirausahawan tidak ditentukan oleh jam kerja.

Ciri khas dari pekerja keras yang cerdas adalah:
ÿ Fokus pada skala pengembangan
ÿ Berani berkorban
ÿ Membuat skat pembatas
5. Silaturrahim
Orang bisnis sering kali melakukan silaturrahim dengan partner bisnisnya ataupun dengan langganannya.
6. Adzan dan bangun lebih pagi
7. Toleransi
8. Berani berkorban dan mengambil resiko
9. Memiliki visi dan misi kedepan yang jelas


BAB III
Penutup

Dari pembahasan ini dapat kita simpulkan bahwa banyak karakteristik wirausahawan muslim yang dapat kita contoh dan untuk bahan kita untuk berwirausahawan.Sebagai seorang muslim kita harus mempunyi karakteristik yang disebutkan diatas untuk memulai berwirausahawan. Intinya semua karakteristik wirausahawan muslim bersumber pada Al-qur’an dan hadits. Semoga dengan ini kita siap untuk menjadi wirausahawan muslim yang handal Amin. Mungkin hanya ini yang bisa kami sampaikan, apabila ada kekurangan kami mohon maaf.































[1] http:// www. mail-archive. com/jamaah @ aroyyan . com/msg 00767. html
[2] Al khair bulletin da’wah unissula edisi 100.
[3] http://wirausahanet.tripod.comid7.html
[4] http://www.xang.com/RM_FUADSALIM

Tidak ada komentar:

Bagi para pengunjung, jangan cuma lihat n copy paste ja. tapi kami sangat berharap jikalau anda berkenan untuk memberi 'COMMENT', atas perhatiannya kami ucapkan beribu-ribu terimakasih.