Selasa, 25 Agustus 2009

ZUBAIDAH BINTI JA’FAR

Tiada seorang wanita pun yang telah memiliki kedudukan dan pangkat, kekayaan dan kemewahan, kekuasaan dan kemampuan, derajat yang tinggi dan pengaruh yang luas, sebagaimana yang telah dimiliki oleh Zubaidah Binti Ja’far, istri Harun Ar-Rasyid. Dan juga ibu seorang Khalifah anaknya yang bernama Al-Amin. Dia adalah simbol wanita yang bersemangat, dan contoh teladan pada zaman kerajaan Abbasiyah. Nama aslinya Amatul Aziz binti Ja’far.
Wanita mulia ini selalu dimanjakan dengan curahan kasih sayang semenjak kecil. Kakeknya Abu Ja’far Al-Mansur dan pamannya Al-Mahdi, membesarkannya dengan penuh cinta. Kakeknya sangat mengagumi sang cucu, hingga diwujudkan dalam panggilan sang “Zubaidah” yang berarti “buih nan jernih”.
Zubaidah adalah seorang wanita yang cerdas, bijaksana, setia dan penyayang. Pendapatnya selalu dihormati, yang menjadikannya sebagai penasehat pribadi Khalifah. Dia juga wanita yang fasih dan banyak menghafalkan syair dan gurindam. Dia juga pandai mengubah syair, dan senantiasa bersedia untuk berdebat dengan kaum lelaki dalam berbagai bidang ilmu dan seni. Disamping itu, dia juga terkenal sebagai wanita yang cantik rupawan, yang menyebabkan ia sangat dikasihi oleh Harun Ar-Rasyid serta diletakkannya di tempat yang tinggi lagi mulia.
Dia terkenal sebagai seorang yang boros membelanjakan hartanya, dalam hal kebajikan dimasa hidupnya. Dia juga meninggalkan pengaruh yang sangat berkesan pada khalayak umum, diantaranya proyek-proyek untuk kepentingan rakyat, dalam bidang sosial dan pembangunan.
Sepeninggal suaminya, khalifah Harun Ar-Rasyid, tahta pemerintah dipegang oleh al-Ma’min anak tirinya. Namun, kekhalifahan ini ditandai oleh peristiwa terbunuhnya Al-Amin anak lelakinya. Semenjak itu Zubaidah tenggelam dalam kedukaan yang dalam. Ia baru merasa terobati setelah berulang kali melaksanakan ibadah haji. Dalam perjalanan ibadah hajinya, ia memperhatikan jamaah haji yang kesusahan memperoleh air di Mekkah. Harga setetes air lebih mahal daripada setetes keringat untuk memperolehnya kala itu. Dan Ketika kembali ke Baghdad, dia mengundang semua arsitek dan para pekerja dari berbagai dunia, lalu dia berkata pada mereka, “Laksanakan proyek air ini walaupun akan rnenelan biaya berapapun jumlahnya!”. Proyek ini menelan biaya sebanyak 1.700.000 dinar. Mereka menyambungkan mata air dari gunung sekitar, lalu membuat saluran itu hingga sampailah ke Mekkah. Sehingga dapat dipergunakan orang-orang yang sedang berhaji. Dan sampai sekarang, orang yang berhaji tidak pernah merasakan kesulitan air lagi. Maha besar Allah yang menciptakan makhluk sebaik Zubaidah istri seorang khalifah besar.
Proyek yang lain tidak kalah indahnya yaitu, ia memperbaiki jalan antara Baghdad dan Mekkah untuk memudahkan perjalanan. Kemudian dia juga membangun tempat air (perigi), rumah persinggahan (stasiun), dan industri-industri. Dia juga membangun sebuah masjid yang terkenal dengan nama Masjid Zubaidah Ummi Ja’far di Baghdad. Dalam perjalanannya ke Mekkah, didirikanlah sebuah istana, dengan beberapa kubah yang menjulang. Di dalamnya dibangun pula sebuah tempat mandi dan 2 buah perigi yang airnya tawar. Dia juga telah mendirikan tempat-tempat mandi dan perigi-perigi di perjalanan ke Mekkah untuk memudahkan orang-orang yang pergi haji.
Zubaidah telah hidup dalam lindungan anak tirinya khalifah Al Ma’mun dengan penuh kenikmatan dan kemakmuran, tiada kurang apapun, sama seperti zaman suaminya, khalifah Harun Ar-Rasyid.
Zubaidah terus menjadi tumpuan para penyair, para tabib, dan alim ulama sholihin pada masa akhir hayatnya. Dia telah memelihara 100 jariyah, yang semuanya menghafal Al Quran. Di istananya sering terdengar suara-suara khusu’ orang-orang yang menghafal Al-Qur’an. Zubaidah Binti Ja’far meninggal dunia pada tahun 216 H di Baghdad. Alangkah bermanfaatnya hidupnya bagi umat manusia. Khususnya para muslim sedunia. Semoga Allah menciptakan pada zaman ini wanita seperti dia. Amin ….


Tidak ada komentar:

Bagi para pengunjung, jangan cuma lihat n copy paste ja. tapi kami sangat berharap jikalau anda berkenan untuk memberi 'COMMENT', atas perhatiannya kami ucapkan beribu-ribu terimakasih.