Selasa, 25 Agustus 2009

WEJANGAN KH. HASAN ABDULLAH SAHAL

Motto : Tidak mengerti nikmatnya kecukupan,
Orang yang belum/tidak pernah menderita.....dst....sampai ....keberhasilan kegagalan,dll,dll.......

Pesantren adalah lembaga anti penjajah dan penjajahan. Wujud operasional dari pesantren adalah mengajarkan huruf hijaiyah, Nawaitu usholli, dst. tapi pada hakekatnya ujud dari itu semua adalah doktrin anti penjajah dan penjajahan.
Para pendiri pesantren terdahulu berkehendak pesantren sebagai benteng pertahanan
umat islam dari segala bentuk penjajahan, fisik maupun nonfisik (value).

Kalau Umar bin Khatab pernah berkata:
لايعرف الاسلام من لا يعرف الجاهلية
Yang artinya: "Tidak akan mengetahui Islam orang yang tidak mengetahui Kejahiliahan".
Maka tidak akan mengerti kemerdekaan orang yang belum pernah dijajah, dan kita-kita ini juga termasuk generasi yang tidak tahu penjajahan, karena kita tidak mengalaminya, tapi nilai-nilai penjajahan sampai sekarang masih ada dan harus kita perangi, seperti feodalisme, ndoroisme, kharismaisme dan diperkuat lagi dengan adanya kegiatan-kegiatan yang mengarah pada mental-mental tsb. Seperti orang yang berpotensi,ia keturunan berpotensi untuk semua itu, keturunan kyai, bahkan keturunan raja, tapi memeranginya. Dia tidak ingin orang percaya karena ayahnya, ia ingin mereka taat saya bukan karena orang lain. Mereka menerima itu bukan karena siapa yang berbicara tapi saya ingin mereka menerima apa yang disampaikan karena sadar dan tahu bahwa itu adalah benar. Hal-hal seperti ini kalau bukan kita yang bertanggungjawab siapa lagi? Tapi celakanya sekarang ini kharisma sering menjadi modal untuk berkuasa dan menindas, sehingga berbuat apa yang dimaui dan disukai.

Untuk mengasuh atau memimpin Pondok Pesantren diperlukan rasa keterpanggilan, untuk hal ini bisa ada 3 sumber:
1. Internal
2. External
3. Internal dan External (kepentingan)

Faktor Internal bisa karena adanya naluri yang peka.
Faktor External bisa karena pengaruh atau dorongan dari orang lain.
Faktor Internal dan External bisa karena seseorang mempunyai kepentingan-kepentingan.
Ini jangan dijadikan teori untuk didiskusikan, karena sangat subyektif.
Pondok Putri kita dirikan karena ada naluri bahwa manusia itu ada laki-laki dan ada wanita, siapa yang akan mendidik wanita kalau bukan kita. Kalau wanita selama ini terkesan ngriwui, nrusuhi, dan ngrepoti. Maka kita berkewajiban mendidik mereka agar tidak menjadi wanita yang sedemikian halnya.
Kita membina santri dengan harapan dapat membina umat lebih banyak lagi.

Pondok ini mendidik, mengatur value kehidupan, bukan hanya mengatur Institusi kehidupan.

Untuk mengelola pesantren tidak harus ilmuan, spesialis pendidikan,hukum pendidikan, dsb. Contoh banyak.

Dalam Islam ada hukuman mental, fisik dan ada hukuman maal (materi). Hukuman maal ada perbedaan pendapat tapi secara implisit hukuman ini ada.

Sekarang-sekarang ini mulai banyak aturan-aturan yang ada dilanggar dan itu bisa jadi karena hukuman fisik ditiadakan, maka sebenarnya hukuman fisik perlu dan itu ada dalam agama asal pakai aturan.
Untuk menyikapi hal ini nggak usah sulit-sulit. Begitu didapati santri sulit diatur, pulangkan. Sekarang ini surat pernyataan penyerahan wali santri, agar Pondok tidak diatur wali santri yang kadang hanya memikirkan anaknya saja tapi tidak mau tahu bahwa kita sedang mendidik value. Kita tidak pernah mengaku-ngaku sempurna, paling baik dan mengadakan ini bukan untuk mencari gampangnya saja.

Personel dan Esensi kegiatan pondok
Ada istilah:
عش كريما أو مت شهيدا
Yang namanya hidup itu, ada bergerak, tumbuh, berkembang dan bermanfaat, ini adalah esensi kehidupan.
Keberadaan seseorang dipengaruhi esensi kehidupan. Derajat dan kedudukan seseorang berbeda-beda sesuai dengan esensi kehidupan yang ada pada dirinya, sampai pada puncaknya jika manusia bermanfaat dalam hidupnya. Demikian juga adanya suatu pondok, kegiatan-kegiatan pondok itulah yang menentukan pondok itu bernilai dan itu biasanya ada pada Kyainya. Ada saya atau tidak ada, kegiatan harus berjalan. Tapi saya harus berusaha ada didalamnya.

Jagalah keikhlasan, tapi jangan mengharap untuk dicontoh, karena itu tidak ikhlas tapi show.
Setiap orang tidak akan pernah sama, maka jangan pernah menyamakan seseorang dengan orang lain, yang bisa sama adalah nilai (value),tapi seberapa nilai itupun tidak bisa disamakan. Maka baik untuk seseorang belum tentu baik untuk orang lain, bagus untuk seseorang belum tentu bagus untuk orang lain. Jangan mengukur kebaikan seseorang dengan membandingkannya dengan kebaikan orang lain.

Jangan berfikir efisiensi dalam berbuat. Untuk pondok ini, modal besar, kerja banyak, hasil boleh sedikit tapi pahala besar itulah efisiensi. Orang yang menginginkan keefisiensian biasanya dia hanya selalu berfikir how to take. Berfikirlah how to give, karena itu yang akan menjadikan hasil kwalitatif.
Jagalah keikhlasan dan waspadailah segala hal yang mengganggu keikhlasan.

Khusus pondok putri
Kita sama-sama belum berpengalaman dalam mengurusi anak putri, maka sampai sekarang kita belum punya kamus baku sebagai acuan dalam mengelola pesantren putri, sehingga perlu disentralisir. Dan perlu diketahui bahwa kebijakan itu ada yang perlu dimusyawarahkan dan ada yang tidak perlu dimusyawarahkan.

Untuk Ibu-ibu
Penyakit…….. Ayok mas menyang…….
Ayok mas nganu…….
Ini penyakit…..
Ini ngurusuhi…..




Tidak ada komentar:

Bagi para pengunjung, jangan cuma lihat n copy paste ja. tapi kami sangat berharap jikalau anda berkenan untuk memberi 'COMMENT', atas perhatiannya kami ucapkan beribu-ribu terimakasih.