Muqadddimah
Bani ummayyah adalah salah satu dari kelurga suku quraisy, keturunan Umayyah bin Abdul Syams bin Abdul Manaf, seorang pemimpin qurqisy yang terpandang. Umayyah bersaing dengan pamannya, Hasyim bin Abdul Manaf dalm memperebutkan kehormatan dan kepemimpinan masyarakat Quraisy. Umayyah dinilai cukup memiliki cukup persyaratn untuk menjadi pemimpin dan dihormti oleh masyarakatnya.ia berasal dari bangswn kaya dn memiliki sepuluh putra.
Persaingan tidak hanya terjadi antara mereka berdua tetapi juga terjadi dikalangan keturunan Umayyah 9(Bani Umayyah) dan keturunn Hasyim(Bni Hasyim). Sebagaian besar kelurg Bani Umayyah menentang Nabi Muhammad SAW menyampaikan agama Islam , sedangkan keluarga Bani Hasyim membelanya meskipun ada diantara mereka yang belum memeluk Islam.
Permusuhan Bani Umayyah dengan Nabi SAW berakhir setelah Nabi SAW dan pengikutnya berhasil memasuki kota Makkah. Mereka merasa tidak mampu melawan, akhirnya Bani Umayyah menyerah kepada Nabi SAW dan menyatakan bersedia masuk Islam.
Setelah masuk Islam, mereka memperlihatkan loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap agama Islam.sehingga mereka dipercaya untuk menduduki jabatan penting. Muawwiyah bin Abi Sufyan (21 SH602 M-60 H/680 M) misalnya pada mas Nabi SAW diangkat sebagai penulis wahyu dan pada masa khalifah khalifah Ummar bin Khattab (42 SH/581 M-23H/644 M) dingkat pada tahun 641 sebagai gubernur di Suriah (Damaskus).Dan pada masa pemerintahan Ustman bin Affan (47 SH/576 M-35 H/644H) beliau diangkat menjadi wali atas seluruh negeri di Syam. Sehingga Bani Umayyah juga banyak mendapat banyak keuntungan. [1]
Pembahasan
Riwayat Muawwiyah Bin Abi Sufyan (40-60 H/660-680 M)
Muawwiyah bin Abi Sufyan menjadi khalifah
Muawwiyah bin Abi Sufyan dapat menduduki kursi khilafah dengan berbagai cara, yitu dengan ketajmn mata pandangannya, dengan siasatnya yang halus dn dengan politiknya. Bukanlah mendapat pangkat yang yang mulia itu dengan ijma dan persetujuan ummt Islam, melainkan karena siasat politik.
Dengan naiknya Muawwiyah sebgai khalifah maka berakhirlah hukum syura, pemilihan menurut permusyawaratan terbanyak, yang berlaku di zaman al-Khulafaurrasyidin, yaitu hukum yang menyerupai aturan pemerintahan republik (jumhuriyah) di zaman kita ini.dan pangkat khalifah menjadi turun temurun, maka daulat Islam pun berubah sifatnya berubah menjadi dault yang bersifat kerajaan (monarki).
Sesungguhnya Muawwiyah telah sangaat terpengaruh oleh peraturan-peraturan peninggalan Romawi di negeri Syam, yakni di negerri tempat ia memerintah sebelumnya sebagai wali.
Kemegahan dan kemulian raja-raja yng belum perna ditiru oleh Khalifah-kahlifah terdahulu. Dia telah memakai singgasana dan kursi kerjaan serta mengadakan brisan pengawal yang senantiasa menjaga dirinya siang dan malam. Bahkan dalam masjidpun ia mendapt tempat yang istemewa, tempat ia sembahyang seorang diri, dan selalu dijaga oleh pengawalnya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi peristiwa seperti yang pernah terjadi atas diri li Bin Abi Thalib.
Kepribadian Muawwiyah bin Abi Sufyan
Muawwiyah bin Abi Sufyan adalah seorang diplomat arab yang terkenal, ia yang ditugaskan oleh Rosulullah SAW. Menympaikan surat beliau kepada kaisar Imperium Romawi (Bizantium), seorang yang beruntung dalam dunia karier poitiknya, sehingga ia dapat mencapai kekuasaan dan kedudukan yang amat tinggi yang sebelumnya masih banyak yang lebih pantas dari dirinya. Tabitnya yang penyantun lagi sabar menderita atas segal bencana dan celaan membuka jaln baginya dalam mencapai dan melaksanakan cita-citanya.
Dengan siftnya yang demikian itu ia dapt mengalahkan perlawanan partai ummat Islam atas dirinya. Dalam masalah keagamaan, fahamnya luas dan tidak fanatik, ini terbukti dengan pengangkatannya seorang Kristen bernama Sarjun menjadi menteri keuangannya, dan kebijakannya memperbaiki gereja di Irak yang runtuh akibat bencana gempa bumi[2].
Dalam mengendalikan pemerintahannya, Muawwiyah didukung oleh beberapa pembantu utama dalam mengatasi berbagai kesulitan, dintaranya adalah Amr bin Ash Mugirah bin Syu’ban, Ziyad bin Abihi, dan Ubaidullah bin Ziyad.
Masa kekuasaan Muawwiyah tergolong cemerlang. Ia berhasil menciptakan keamanan dalam negeri dan kemakmuran. Perluasan wilayah Islam pada masanya juga sukses hingga mencapai Afrika Utara, Khurusan dan Bukhara.
Selain itu perang melawan Byzantium, yang mana Muawwiyah dapat mengalahkan tentara Byzantium dalam beberapa pertempuran di Armenia dan di Asia kecil. Sehingga dapat menaklukkan pulau Cyprus dan Rhodus di laut Tengah.
Pada tahun 56 H (676 M) Muawwiyah dengan wibawanya sebagai khalifah bisa membawa dewan syura khalifah untuk memilih puteranya Yazid sebagai calon khalifah yang kan menggantikan dirinya kelak. Setelah adanya pernyataan Muawwiyah itu mka timbullah huru-hara dan pemberontakan setelah Muawwiyah wafat yaitu pada tahun 60
Hijriah atau bertepatan dengan 680 Masehi.
REVERENSI
Tim Penyusun,Tarikh Islm kelas I,Darussalam Press,1425 H
Dr.H. bdullah Chair, M.A. dkk, ENSIKLOPEDI TEMATIS DUNIA ISLAM “KHILAFAH” , Jakarta, PT ICHTIAR BARU VAN HOEVE,2002
[1] Dr.H. bdullah Chair, M.A. dkk, ENSIKLOPEDI TEMATIS DUNIA ISLAM “KHILAFAH” , Jakarta, PT ICHTIAR BARU VAN HOEVE,2002.
[2] Tim Penyusun,Tarikh Islm kelas I,Darussalam Press,1425 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar